Wanita Ini Dikira Penganut Sekte Gara-gara 3 Tahun Pakai Pakaian Putih
Tiap pagi, banyak orang khususnya para wanita menghabiskan banyak waktu untuk memilih busana kerja. Tak jarang, waktu yang singkat dalam memilih busana membuat banyak karyawan wanita terlambat berangkat kerja. Tak mau pusing dengan persoalan memilih busana ke tempat kerja, seorang wanita yang berprofesi sebagai art director di sebuah agensi iklan besar dunia, Matilda Kahl, memutuskan melakukan hal berbeda.
Kahl memilih untuk berhenti memilih busana di pagi hari dan mengenakan busana kerja yang sama setiap hari, meskipun di tempat bekerja Kahl sebenarnya sama sekali tak ada aturan mengenakan seragam. Tak ingin dipusingkan soal busana, setiap hari Kahl memilih mengenakan kemeja putih dengan bahan satin, celana hitam, dan pita hitam sebagai aksen kerah agar penampilannya terlihat feminin. Jika cuaca dingin, Kahl mengenakan sweter abu-abu untuk menghangatkan tubuh.
Kahl memilih untuk berhenti memilih busana di pagi hari dan mengenakan busana kerja yang sama setiap hari, meskipun di tempat bekerja Kahl sebenarnya sama sekali tak ada aturan mengenakan seragam. Tak ingin dipusingkan soal busana, setiap hari Kahl memilih mengenakan kemeja putih dengan bahan satin, celana hitam, dan pita hitam sebagai aksen kerah agar penampilannya terlihat feminin. Jika cuaca dingin, Kahl mengenakan sweter abu-abu untuk menghangatkan tubuh.
Padu padan busana tersebut, dikenakan Kahl ke kantor selama tiga tahun setiap hari kerja. Jumlah kemeja putih milik Kahl mencapai 15 pasang kemeja putih dan celana hitam. Lewat wawancara dengan Harper's Bazaar, Kahl mengungkapkan bahwa pilihan busananya ini sempat membuat bingung para rekan kerja.
Bos Kahl berpikir bahwa karyawannya ini tidak mampu membeli busana dan memerlukan bantuan dana. Sementara itu, rekan kerja lainnya beranggapan bahwa Kahl tergabung dalam sekte agama yang mengharuskannya mengenakan busana sama setiap hari.
Komentar dan opini tersebut tidak dihiraukan Kahl, dia melihatnya sebagai guyonan antar teman dan rekan kerja. Sebab, apapun perkataan orang padanya, Kahl mengaku bahwa dia merasa bahagia. "Pemilihan sederhana dengan mengenakan busana sama setiap hari membantuku menghemat waktu untuk berpikir 'Apa yang harus aku kenakan hari ini?' Saat ini, bukan hanya aku merasa sangat senang dengan apa yang aku kenakan, aku juga tak perlu berpikir mengenai apa yang aku kenakan," terang Kahl.
Lucunya, kebiasaan Kahl mengenakan “seragam” kerja ini menciptakan tren di kantornya. Bulan lalu, seluruh pegawai di kantor Kahl menggelar hari “Dres Like Matilda”. Jadi, seluruh karyawan di kantor tempat Kahl bekerja serempak mengenakan kemeja satin putih dan celana hitam, persis padanan busana kerja Kahl.
No comments:
Post a Comment